Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Jumat, 27 Agustus 2010

Masjid Turen

Pas liburan kelas XI, aku sempet diajak mamaku wisata religi.

Sebenernya banyak sih tempat yang dikunjungi,tapi yang paling berkesan ya tempat ini nih.




Terletak di Turen,Malang.

Tepatnya di Jl.K.H. Wahid Hasyim gg.Anggur Sananrejo.

Orang-orang menyebutnya dengan masjid Turen.

Tapi sebenarnya gedung-gedung megah ini adalah pondok pesantren salafiyah,bukannya masjid.

Karena mungkin gaya bangunannya yang menyerupai masjid megah,maka dari itu penduduk sekitar menyebutnya sebagai masjid.

Dulu tempat ini disebut sebagai masjid tiban.

Kenapa?

Karena banyak yang bilang masjid ini muncul secara tiba-tiba.

Tapi semua itu dibantah oleh pengurus ponpes.

Katanya ponpes megah itu murni dibangun oleh para santri dan jama’ah yang ada disana.

Wah wah..

Apapun sih, tapi menurutku bangunan disini keren-keren.

Ponpes ini besaaaaarr banget.

Mungkin luasnya se KBS,haha..

Setiap ruangan didesain berbeda.

Dan katanya sih,tiap ruangan punya fungsi yang berbeda.

Menurut sang pemandu,semua penyakit bisa disembuhkan disini.

Baik penyakit jasmani maupun rohani.

TANPA OBAT!

Tapi ya gitu,kita harus ketemu sama ruangan yang fungsinya memang untuk menyembuhkan penyakit kita.

Percaya?

Entahlah,aku juga belum nyobak langsung sih.

Tapi katanya si pemandu sih,dia adalah mantan napi yang bolak-balik keluar masuk penjara karena kasus kriminalitas.

Dia juga harus masuk rehabilitas gara-gara narkoba.

Tapi keluar rehab,kecanduan narkobanya malah lebih heboh.

Akhirnya,datanglah dia ke ponpes ini.

Singkatnya,dia sembuh setelah berada di ponpes ini selama beberapa hari.

Obatnya?

Dia cuma jalan-jalan menelusuri tiap ruang yang ada.

Dan,SEMBUH!

Hebat bener.

Masalah biaya?

Nggak dipungut kok,cuma ya si pemandu harus bantu-bantu disitu.

Ada juga cerita orang yang udah divonis hidupnya kurang beberapa bulan gara-gara penyakit yang serius.

Setelah datang rutin kesana selama beberapa bulan cuma buat jalan-jalan menelurusi isi bangunan tersebut,si penyakit udah pada kabur.

Weleh weleh..

Believe it or not sih.

Yang jelas aku suka banget sama desain bangunannya.

Ada yang dibangun seperti hutan (jadi seperti ada hutan beneran di dalem bangunan,hhe).

Ada yang diberi semacam jembatan yang kanan,kiri,atasnya dihiasi sama tumbuhan menjalar dan pohon-pohon (jadi seperti ada di jembatan di tengah taman).

Ada ruangan yang dihubungin sama kolam,jadi kita harus ngelewatin batu-batu pijakan kalau mau nyampek ke ruang berikutnya.

Di tengah kolam itu ada batu yang gede banget.

Ada ruangan yang terkesan megah banget,karena dimana-mana ada warna emas.

Ada ruangan yang dibangun seperti di gua,jadi ada stalaktit sama stalakmitnya gitu.

Oh ya, yang paling keren,tempat di sebelahnya ruang yang kataku mirip gua,yaituuuu atap bangunan.

Atap bangunan ini dibuat seperti bukit.

Huebaaat.

Dari atap,kita bisa melihat pemandangan sekitar masjid.

Huwooo,kereeen.

Kerennya lagi,ini bangungan dibangun mengikuti keadaan tanah yang ada.

Nggak ngurangin,dan nggak nambah.

Jadi emang ruangan di bangunan ini tidak semuanya selantai.

Bingung juga jalau ditanya kita lagi di lantai berapa,hha.

Dan juga,katanya bangunan megah ini dibuat nggak pake arsitek-arsitekan,nggak pake alat berat yang biasanya digunakan buat ngebangun bangunan gede,juga nggak pake gambar awal.

Wetseee.

Bangunan ini dibangun langsung sama orang yang memimpin ponpes ini.

Lupa aku nama beliau.

Tapi sayangnya,aku datang kesana sehari setelah beliau wafat.

Hiks,emane men.

Oh ya,katanya ruangan di bangunan ini dibangun karena ada masalah yang mendasari.

Maka dari itu,pembuatan ponpes ini belum sepenuhnya selesai.




But,however,this building is amazing. :D



0 commentbeats:

Posting Komentar