Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Juni 2012

ALL ABOUT SFB2 -PART4-

Yak, ini adalah edisi terakhir dari ALL ABOUT SFB2
 Langsung dimulai aja yuuk :)

Saran untuk dosen pengampu, asisten praktikum, materi???
Untuk Bu Raras, selaku dosen pengampu SFB2 untuk kelas saya (kelas A), saya rasa sudah cukup baik dalam membimbing kami, mahasiswa kelas A untuk materi SFB2. Materi learn and do –nya sangat mengena dan membuat saya tidak bisa fokus ke lain hati, eh, lain matkul selama mengikuti matkul ibu. 

Penyemangat dari ibu, yaitu oleh-oleh dari berbagai negara, membuat kami bersemangat mengerjakan tugas presentasi,walaupun pada akhirnya saya tidak mendapatkan oleh-oleh tersebut karena presentasi..hehe. Terima kasih Bu souvenirnya, ternyata saya mendapatkan gantungan kunci gajah bertuliskan Thailand. Wah, bakal ingat bu Raras terus nih tiap kali lihat gantungan itu (eciyee Xp). 

Saran saya untuk ibu (dan materi), learn and do jangan sampai dilewatkan untuk setiap materi untuk pelajaran ibu. Mengapa? Karena kalau pelajarannya berat, saya pastikan perhatian mahasiswa akan teralih ke hal yang lain :p. 
Untuk asisten praktikum,  mungkin perlu persiapan lagi sebelum praktikum. Mungkin harus dicek dulu satu-persatu Accurate di tiap komputer yang ada di lab sebelum diadakan praktek, karena di awal praktikum hal tersebut membuat waktu praktikum tersita cuku0p banyak. 

Lainnya???
Selain ingin berterimakasih atas souvenir yang diberikan Bu Raras, saya juga berterima kasih atas ilmu yang sudah diberikan kepada kelas A dengan sangat-sangat sabar. Saya masih ingat bagaimana ‘buntunya’ saya dan sebagian teman-teman saya ibu beri materi, namun ibu tetap mau menjelaskan dengan sabar. 

Ibu juga mau memahami kondisi saya dan teman-teman jika ada sesuatu yang tak diprediksi datang (ada kuliah tamu PSI, sehingga ibu harus mengundur jam kuliah ibu), hiks, jadi terharu, saya masih ingat bagaimana sabarnya Ibu saat saya bertanya sesuatu. Dan akhir kata, Saya juga ingin minta maaf kepada Bu Raras jika saya kurang bisa optimal dalam mengikuti matkul dair Bu Raras. 
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada asprak yang mau ditanya seputar materi akuntansi di luar jam matkul SFB2. Saya juga minta maaf kepada asprak jika ada tindakan-tindakan saya dan teman-teman yang mungkin kurang berkenan bagi para asprak.
Akhir kata, Xie-xie buat semuanyaa, semoga ilmu yang saya dapatkan bisa saya gunakan sebaik-baiknya. :)

ALL ABOUT SFB2 -PART3-

Lanjut lagi ALL ABOUT SFB2 nyaa :)
Kali ini kita akan membahaas...


Tingkat motivasi maupun kesulitan selama perkuliahan???
Motivasi saya untuk mengikuti perkuliahan ini, jujur saja, tidak begitu besar, hehe. Berhubung saya dari jurusan IPA selama SMA, dan dengar-dengar dari jurusan IPS bahwa materi anggaran, akuntansi, dan kawan-kawan ini ‘sedikit’ susah, maka sebenarnya motivasi saya tidak terlalu terbangun tinggi. 

Namun, setelah tahu apa itu SFB2, dan manfaatnya bagi pengelolaan keuangan yang mungkin dibutuhkan untuk diri saya sendiri, motivasi saya otomatis naik. Mengapa? Karena ternyata saya baru sadar, saya masih belum tahu apa itu buku besar (yang dari dulu membuat saya penasaran), hahaha :p. Ya, konyol memang, namun memang hal itu yang membuat rasa penasaran saya terhadap SFB2 meningkat. 

Buku besar? Ya, motivasi saya sangat tinggi untuk mengikuti perkuliahan  ini di materi akuntansi. Dan ternyata memang tidak meleset, hal yang paling menarik dari perkuliahan ini adalah pembahasan mengenai akuntansi. 

Kesulitan selama perkuliahan mungkin karena faktor waktu, karena SFB2 ini dijadwalkan pada sore hari maka sering sekali sebagian besar mahasiswa, termasuk saya, sudah merasa capek dan konsentrasi pun kurang. 

Berbeda dengan SFB1 yang dulu dijadwalkan pagi, sehingga kami masih dalam keadaan fresh dalam menerima materi. Kesulitan lain adalah saat menerima sebuah materi dari presentasi teman. Jujur saja, tidak banyak yang saya tangkap saat itu, sehingga untuk materi anggaran memang kebanyakan saya belajar sendiri di rumah.

Kesan dan perubahan yang terjadi mulai awal kuliah sampai akhir???

Kesan selama mengikuti kuliah SFB2 adalah, saya jadi tahu apa itu buku besar, hahaha. Yap, itu adalah salah satunya, namun bukan itu poin terpentingnya. 

Kesan yang paling ‘mendalam’ adalah saya yang tidak tahu apa-apa (buta sama sekali, karena memnag di tingkat pendidikan sebelunbya belum pernah diajarkan sama sekali) mengenai apa itu anggaran, akuntansi, analisa keuangan dan istilah-istilah seperti itu di awal perkuliahan, menjadi paling tidak tahu dan paham (lebih tepatnya terbiasa karena telah mengerjakan berbagai tugas) dengan materi-materi tersebut. Benar, itu adalah poin perubahan utama yang saya rasakan. 
=====================================================================
ALL ABOUT SFB2 part berikutnya akan sangat menarik karena di part 4, akan ada sedikit curahan hati dari saya, ceileh :p .. sengaja saya pisah karena memang topiknya memang sangat khusus alias spesial...so, don't miss it :)

ALL ABOUT SFB2 -PART2-

Okee, kita lanjut cuap-cuap mengenai ALL ABOUT SFB2 :)

Proses belajar mengajar???
Proses belajar mengajar yang terjadi di SFB2 ini menurut saya cukup efektif. Mengapa? Karena, dosen pengampu SFB2 yang akrab dipanggil Bu Raras ini, menerapkan sistem “learn and do”. 

Tiap materi selalu dibahas satu persatu dengan jelas, lalu tak lupa selalu mengerjakan soal, dan yang paling penting dan tak ketinggalan adalah latihan soal. Latihan soal ini bukan latihan soal yang biasa saja, latihan soal ini benar-benar dikerjakan “bersama-sama”. 

Bersama-sama bagaimana? Yak, semua mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pada hari diadakan mengerjkana latihan bersama mendapat giliran untuk maju dan mengerjakan soal. Alhasil, tentu selama kuliah berlangsung semua mahasiswa yang mengikuti pembelajaran SFB2 harus tetap fokus bila ingin bisa menjawab bila ternyata ada latihan bersama. 

Yak, satu-satunya kuliah yang benar-benar mengalihkan “dunia” saya pada saat mengikutinya adalah, SFB2. Mengapa? Sekali tidak fokus, akan ketinggalan banyak. Jadi, say no  to malas-malasan selama SFB2. Suasananya santai, apalagi umur Bu Raras masih tak tersangkut jauh dengan mahasiswanya, jadi suasana bisa lebih akrab, namun memang materi yang dipelajari sangat berbobot (seperti lihat film Inception, sekali hilang fokus ke film, bingung deh sama filmnya :p). 
Mungkin di awal-awal (materi anggaran) masih bisa nyolong-nyolong ngerjain tugas yang lain, karena memang metode penyampaiannya adalah presentasi tiap kelompok (sebenarnya sih juga tidak bisa, karena tiap kali tidak mendengarkan resikonya ya tidak paham dengan materi yang dipresentasikan kawan-kawan saya, hehe). Namun memasuki materi akuntansi dan selanjutnya, aplikasi learn and do benar-benar sangat terasa (dan sama sekali tidak bisa magabut selama pembelajaran berlangsung :p).
Yang sangat berkesan selama pembelajaran SFB2 adalah ujian materi anggaran yang dibuat seperti model Amazing Race yang dulu pernah saya ceritakan pernah diadakan di materi perkuliahan Keterampilan Interpersonal. 
Ujian Anggaran? Amazing race? Yak, saya juga bingung saat Bu Raras mengumumkannya untuk pertama kali. Jadii, seperti halnya amazing race, kami harus mengumpulkan clue-clue yang telah disediakan. Tiap clue menuju suatu pertanyaan mengenai anggaran yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, jika berhasil maka kami akan mendapat stiker sebagai perwakilan pernyataan bahwa kami berhasil. Ada 5 pertanyaan yang harus diselesaikan, jadi tiap soal bernilai 20. 
Dan sebenarnya, yang paling membuat ‘gemas’ selama amazing race ala SFB2 ini adalah saat-saat mencari dosen yang memegang pertanyaan dan stikernya. Wuihh, ada satu dosen yang susah sekali ditemukan, dan tim saya daoat giliran ke dosen tersebut di tengah-tengah rute perjalanan. Waah, benar-benar ‘gemas’ rasanya. 

Alhasil, karena ‘kejar-kejaran’ dengan dosean tersebut, tim saya tidak dapat menyelesaikan semua pertanyaan yang ada. Waaah, benar-benar ‘amazing’ race. Baru kali ini keliling kampus, naik turun tangga dengan jumlah tak terhitung, tapi memang terasa lebih seru, hehe. Yah, walaupun tak begitu puas dengan hasilnya, namun tetap saja amazing race ala SFB2 ini mempunyai kesan tersendiri selama saya menuntut ilmu di Sistem Informasi ITS. 
============================================================

Karena memang masih banyak yang harus disampaikan, kita lanjut di ALL ABOUT SFB2 part 3 yaaa :)

ALL ABOUT SFB2 -PART1-

Review materi????
Di semester 2 ini, saya mendapat berbagai ilmu baru. Salah satunya adalah materi lanjutan alias penerus dari SFB1, yaitu SFB2. Apa itu SFB2? SFB2 atau Sistem Fungsional Bisnis 2, masih berkutat mempelajari masalah bisnis dan uang, seperti SFB1. Namun, kalau seperti di postingan sebelumnya saya bilang SFB1 belajar mengenai bagaimana membangun sebuah bisnis, naah, SFB2 mempelajari sesuatu yang sangat penting setelah kita mempunyai bisnis. Yak!! Masalah penganggaran dan akuntansi. 

Awal pembelajaran, SFB2 ini membahas masalah penganggaran perusahaan. Referensi utama yang kami pakai adalah buku milik Nafarin dengan judul serupa, Penganggaran Perusahaan. Disini kita belajar mengenai berbagai macam dan kategori anggaran. Masih penasaran dengan apa itu anggaran? Oke, akan dibahas secara singkat.

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Di sisi lain, anggaran juga dapat dikatakan sebagai suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif (umumnya menggunakan satuan uang). Anggaran juga bisa disebut sebagai alat menajemen untuk mencapai tujuan.

Adapun fungsi anggaran adalah untuk membantu manajemen (untuk : perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan), serta sebagai pedoman kerja.

Macam anggaran dapat dibagi menurut dasar penyusunan, cara penyusunan, jangka waktu, dan bidangya, yang tiap macamnya masih memiliki beberapa break down pembahasan lagi.
Ribet?? Eiit, tunggu dulu. Setelah dipelajari ternyata tidak seribet itu kok, malah menurutku menarik karena satu hal berhubungan dengan yang lain .


Lalu di tengah pembelajaran, kami ganti topik pembelajaran. Yak, seperti yang saya bilang sebelumnya, kami juga mempelajari akuntansi di SFB2 ini. 

Jangan serem dulu liat namanya, ternyata seru kok kalau sudah dipelajari. Mengapa? Karena belajar akuntansi ibarat bermain puzzle, haha. Beneran deh, mungkin sulit, tapi kalau sudah tau dan paham, akan ketagihan untuk mencoba (entah karena penasaran, atau memang butuh untk mengelola uang). Oke, sebelum banyak berkomentar mengenai akuntansi, mari kita bahas sedikit tentang akuntansi.

Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, & pelaporan informasi ekonomi. Di sisi lain, akuntansi juga bisa diartikan sebagai informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk pengambilan keputusan. Tujuan diadakannya akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Siapa saja yang membutuhkan akuntansi?? Tentu saja semua orang yang harus mengelola uang, dari ibu rumah tangga, mahasiswa kos, sampai pengusaha.

Nah, itulah yang menarik dari akuntansi, dia dibutuhkan oleh hampir semua orang, khususnya orang-orang yang berkecimpung dengan uang. Akuntansi sangat membantu kia dalam mengelola keuangan.


Di materi akuntansi ada yang berkesan nih. Mengapa? Karena ternyata kami juga diperkenalkan dengan software akuntansi yang bernama Accurate (saya baru tahu ada software untuk akuntansi ternyata, ahaha :p). Disini kami diajari berbagai macam kemudahan yang ditawarkan Accurate dalam membuat sebuah laporan keuangan ataupun transaksi bisnis lainnya.

Lalu di akhir pembelajaran, kami diberi materi tentang analisis keuangan dalam suatu perusahaan. Di pembelajaran kali ini, kita diberi materi tentang bagaimana kita bisa menilai keuangan di suatu perusahaan, apakah keuangan dalam perusahaan itu sehat atau tidak.

Itulah sekilas tentang apa yang saya dapatkan pelajari di matkul SFB2 selama semester 2. :)

Oke, kita lanjut di ALL ABOUT SFB2 part 2 yaa :)

Rabu, 21 Desember 2011

Jurusan Serba Ada


Sistem Informasi ITS adalah jurusan paling unik menurutku. Mengapa? Karena Sistem Informasi ITS adalah satu-satunya jurusan yang memberi berbagai macam ilmu yang mungkin belum tentu ada di jurusan lain.
Jujur, saat pertama kali aku memilih Sistem Informasi ITS sebagai pilihan saat SNMPTN, yang terlintas adalah aku akan belajar pemrograman dan pemrograman, hanya berkutat dengan komputer dan kawan-kawannya.
Namun ternyata kenyataannya jauh dari bayangan awalku. Sistem Informasi ITS tak hanya mengajarkan bagaimana caranya memrogram atau mengoding sesuatu, namun juga mengajarkan bagaimana menjadi seorang entrepreneur dan pribadi yang unggul.
Entrepreneur? Ya, di semester satu ini aku mendapatkan mata kuliah Sistem Fungsional Bisnis 1 dimana aku dan teman-teman dituntut untuk bisa membuat suatu perusahaan dan menghasilkan suatu produk. Dari mulai membuat nama perusahaan, nama produk, sampai harus membuat produk inovasi yang original dan menarik. Tidak lupa pula kami harus menghitung harga beserta perincian untung ruginya.
Menjadi pribadi yang unggul? Ya, salah satunya adalah dengan adanya mata kuliah Ketrampilan Interpersonal ini. Soft skill kami dilatih habis-habisan disini. Dari bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, menjadi individu yang percaya diri dan berani tampil di depan umum, menjadi individu yang peduli dengan sesama, menjadi individu yang bisa memposisikan diri dengan baik, sampai menjadi individu yang mempunyai karakter yang baik. Tapi yang paling berbeda dari program Ketrampilan Interpersonal adalah adanya senam tiap jumat pagi. Nah ka, tak hanya mengasah soft skill, kesehatan mahasiswa juga terlatih di Sistem Informasi.



Selain itu, ada apa lagi?
Di semester satu ini aku juga mendapatkan mata kuliah MatDis dan AlPro. Apa itu?
MatDis adalah kependekan dari Matematika Diskrit. Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa yang dipelajari disini adalah hitung-berhitung. Namun jangan salah, hitung-menghitung di MatDis hanya menjadi nomer sekian. Yang terpenting dalam MatDis adalah bagaimana cara berpikir atau logika kita dalam menyelesaikan suatu masalah. Bukan lagi seperti masa SMA dimana rumus adalah segalanya (jawaban ketemu ya selesai), namun disini lebih ditekankan pada untuk bisa mendapatkan jawaban tersebut,kita menggunakan logika seperti apa. Yak, intinya kami dibiasakan memakai logika untuk memecahkan suatu masalah.
Sedangkan AlPro adalah kependekan dari Algoritma dan Pemograman. Biasalah, mata kuliah yang satu ini berkutat dengan mengoding dan mengoding. Karena aku tidak punya basic mengoding atau menggunakan java sama sekali, jadi ya pelajaran inilah yang menurutku benar-benar baru.

Ada juga kuliah bersama dengan jurusan lain, yaitu mata kuliah Agama dan PTIK. Apa itu PTIK? PTIK adalah singkatan dari Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jadi disini kami diberitahu tentang dasar-dasar teknologi seperti apa itu database, kriptografi, sampai teknologi yang tren saat ini. Mata kuliah satu ini sangat membantu agar kami tak “cupu”alias ketinggalan zaman dalam masalah teknologi.
Nah, lengkap kan. Bisnis ada, pengenalan teknologi biar tak cupu ada, mengasah logika yang tumpul karena jarang digunakan juga ada. Dan yang paling penting, tak hanya hard skill, namun soft skill juga terasah. Sistem Informasi ITS memang jurusan super lengkap. Semoga Sistem informasi ITS bisa terus meningkatkan kualitas pendidikannya, sehingga akan terus mencetak generasi-generasi pembawa perubahan yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih baik lagi.  :)

Senin, 19 Desember 2011

Manajemen Waktu, seperti apakah?

Saat aku sedang asyik membaca buku mentoring dari JMMI, ada suatu bacaan yang menarik tentang manajemen waktu.

Begini isi bacaannya.
“Suatu hari, seorang ahli manajemen waktu berbicara di depan sekelompok mahasiswa dan ia menggunakan ilustrasi yang tidak akan dengan mudah dilupakan para mahasiswa. Dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut lebar dan meletakkannya di atas meja. Dia keluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan, kemudian dia letakkan dengan hati-hati batu-batu tersebut ke dalam toples. Ketika batu itu sudah memenuhi sehingga tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk kedalammnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”. Semua mahasiswa serentak menjawab ,”Sudah”. Dia kembali bertanya , “Benarkah?”.
Dari bawah meja dia raih sekeranjang kerikil, lalu dimasukkan kerikil-kerikil tersebut ke dalam toples samnil diguncang-guncangkan hingga mendapat tempat di antara celah batu-batu itu. Kembali ia bertanya pada para mahasiswa, “Apakah toples ini sudah penuh?”. Kali ini para mahasiswa hanya tertegun. “Mungkin belum”, salah seorang mahasiswa menjawab. “Bagus!”, jawabnya.
Kembali dia meraih  ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir.dia masukkan pasir itu ke dalam toplesdan pasir itu dengan mudah memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan batu. Sekali lagi dia bertanya“Apakah toples ini sudah penuh?”. “Belum” serentak para mahasiswa menjawab. Selanjutnya dia mengambil sebotol air dan menyiramkannya ke dalam toples hingga toples terisi penuh.”

Lalu, apa maksud dari ilustrasi ini?
Kita harus pintar-pintar menyusun jadwalkah? Atau harus pintar-pintar menyisipkan jadwal lain pada jadwal kita yang sudah penuh? Mungkin jawaban-jawaban tersebut memang benar, namun bukan itu maksud sesungguhnya.

Lalu apa?
Jika tidak meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kita tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali. Jika kita ibaratkan batu besar adalah prioritas dalam hidup kita, sedangkan pasir, kerikil dan air adalah selingannya. Jika mendahulukan hal-hal kecil (selingan) dalam waktumu maka kau hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil. Kamu tidak akan memiliki waktu berharga yang kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup.

Jadi, selalu lakukan dan perhatikanlah batu-batu besar dalam hidup kita. Jika kita terlalu asyik memasukkan hal-hal yang lebih kecil dalam tabung waktu kita dan lupa untuk memasukkan semua batu-batu besar yang harusnya sudah ada terlebih dahulu, maka kita tidak akan bisa mengefektifkan dan mengefesienkan waktu kita. Mengapa? Waktu yang harusnya bisa gunakan untuk membaut hal-hal yang besar kita gunakan hanya untuk bersenang-senang dengan hal kecil.

Kalau memang perlu, kurangi porsi hal-hal kecil agar hal-hal besar bisa kita capai dalam hidup ini. Karena jika memang kita ingin sukses, kita harus bisa fokus untuk bisa mencapai hal-hal besar dalam hidup. Ingin bisa menjadi manusia sebaik-baiknya manusia kan? Maka, aturlah hidup kita. Jangan sampai ada hal-hal besar yang kita tunda untuk melakukan hal kecil yang kurang berguna.

Jumat, 16 Desember 2011

Mahasiswa itu..

Karena kewajiban utama seorang mahasiswa di kampus adalah belajar dan menuntut ilmu, maka seorang mahasiswa haruslah bisa meraih prestasi yang gemilang. Tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa yang pintar dalam akademis, ataupun dapat meraih IP bagus saja, namun juga harus bisa meraih prestasi di bidang  non-akademik, semisal meraih prestasi dalam mengikuti lomba-lomba karya tulis ilmiah. Memenangkan berbagai kompetisi dan mengharumkan nama ITS.

Mahasiswa juga harus bisa jadi juara di bidang agama. Harus bisa mengukir prestasi di mata Tuhan. Karena aku yakin, dengan landasan agama yang baik, seorang Mahasiswa akan mejadi manusia yang bijak dan berbudi pekerti luhur. Mahasiswa juga harus aktif, baik ketika ada di dalam kelas maupun saat berada di luar kelas.

Mahasiswa harus bisa aktif berkontribusi, baik untuk kampusnya maupun untuk masyarakat. Aktif melakukan perubahan terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya agar bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mengapa? Karena mahasiswa adalah seorang Agent of Change. Mahasiswa harus bisa mengubah keadaan sekitarnya menjadi lebih baik tiap harinya. Seorang mahasiswa harus tanggap terhadap masalah yang sedang terjadi di sekitarnya. Dunianya tak lagi berpusat pada masalah dirinya, namun berpusat pada masalah masyarakat. Ia tak boleh lagi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Ia harus bisa memahami apa yang sedang terjadi di sekitarnya.

Mahasiswa juga harus kritis dalam menanggapi suatu masalah. Mahasiswa dituntut untuk bisa memberi solusi yang terbaik dalam mengahadapi suatu masalah, bagaimanapun kondisi dan tekanan yang diterimanya. Ia harus tetap bisa mengritisi masalah-masalah yang ada di sekitranya. Mengapa? Sebagai Social Control, mahasiswa harus bisa menolong masyarakat yang berada dalam ketidaklayakan. Ia juga harus bisa menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan peran dan fungsi mahasiswa, seorang mahasiswa secara pribadi harus memberikan contoh yang baik bagi sekitar atau yang disebut dnegan Moral Force. Jika ada moral yang ridak benar, seorang mahasiswa bertanggung jawab untuk meluruskannya.

Mahasiswa juga harus berpikiran jauh ke depan atau visioner, sehingga setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang bijak. Begitu pula dengan kesehariannya. Seseorang yang visioner akan lebih berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya guna mencapai apa yang telah ditargetkannya untuk masa depan. Ia lebih berpikiran luas dan selalu menyikapi suatu masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga suatu masalah dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya tak hanya untuk waktu masalah itu datang, namun juga untuk masa depan.

Seorang mahasiswa harus bisa merencanakan dan merealisasikan masa depan yang lebih baik dari sekarang. Bisa mengusulkan ide-ide yang cemerlang demi mewujudkan masa depan yang lebih maju. Selalu memiliki inovasi baru untuk kesejahteraan masyarakat. Seorang mahasiswa harus bisa menyiapkan dirinya sebagai seorang pemimpin untuk masa depan. Sebagai Iron Stock, ia harus sudah siap mengganti pemimpin-pemimpin terdahulu di kala waktunya transisi atau pergantian kepemimpinan berlangsung. Namun sebelum ia menjadi seorang yang visioner untuk masyarakat, ia harus bisa menjadi visioner untuk dirinya sendiri. Ia harus bisa merencanakan apa yang baik untuk dirinya, yang bisa membawanya menjadi manusia yang luar biasa di masa yang akan datang. Seorang mahasiswa harus bisa menjadi pemimpin kebaikan untuk dirinya sendiri. Sehingga kelak ketika ia menjadi pemimpin banyak orang, ia bisa menjadi pemimpin yang berakhlak luar biasa. Ia harus  bisa menjadi seorang pemimpin yang baik ketika ia telah dituntut untuk menjadi seorang pemimpin di masyarakat kelak.


Dan yang terakhir, mahasiswa juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Berani berbuat artinya juga dusah berani untuk mempertanggungjawabkannya. Sehingga sebelum melakukan sesuatu, harus dipikirkan baik-baik. Tiap tindakan yang dilakukan seorang mahasiswa, apapun resikonya, haruslah dapat dipertanggungjawabkan, karena itulah yang telah dipilih dan dilakukannya. Mengapa? Karena seoerang mahasiswa telah dianggap dewasa.

Ciri seorang dewasa adalah ia telah menyadari apapun yang ia lakukan, ia telah tahu pasti apa yang ia lakukan benar atau salah. sehingga saat ia telah memilih melakukan sesuatu, ia juga harus siap-siap menanggung akibatnya. Sebelum bertindak, harus bisa memikirkan positf dan negatifnya dari tiap langkah yang harus diambil. Harus bisa memilih dan menentukan langkah dengan sisi positif paling banyak. Bukan hanya positif atau baik bagi diri sendiri, namun juga baik bagi masyarakat. Karena terkadang, apa yang baik bagi diri sendiri, tak selalu baik bagi orang lain. Jadi sebelum bertindak, harus dapat berpikir dari segala sisi. Namun juga jangan terlalu banyak berpikir, dan tidak ada aksi. Kita harus bisa berpikir cepat untuk memutuskan langkah mana yang paling baik. Langkah mana yang resikonya bisa kita tanggung. Langkah mana yang bila kita ditanya akan pertanggungjawabannya, kita bisa menjawabnya dengan mantap.

Itulah mahasiswa menurut pendapat saya, yang juga menjadi komitmen saya untuk menjadi seorang mahasiswa seperti yang saya paparkan diatas. :)



Rabu, 07 Desember 2011

Apa itu dewasa?

Sore ini,entah mengapa, hati saya tergelitik dengan suatu pertanyaan,
"Apa itu dewasa? "
Saat membuka facebook, terlihat oleh saya akun pak Mario Teguh *tau kan? Bapak super yang slalu memberi motivasi super*
Iseng-iseng saya kirim pertanyaan yang daritadi terngiang di benak saya itu ke pak mario yang ada di facebook.
Tak terlalu berharap banyak sih, karena memang pak mario pastilah sibuk.
Atau mungkin pengelola akun facebook pak mario bukanlah pak mario sendiri, jadi akan sangat susah mendapat jawaban.
Beberapa menit kemudian *tak ada satu jam rasanya* , tak disangka-sangka ada yang mengomen status saya.

Beliau bilang begini,

Dearest Sahabat Rachmasari Wicaya Ningdyah yang super,

Mohon perhatikan nasehat Pak Mario Teguh:

Pak Mario!
Kapan saya dewasanya?

Begini,

Kedewasaan itu bukan masalah usia
atau pengalaman.

Kedewasaan itu masalah pengendalian diri.

Mau bicara yang kasar dan norak; tahan,
pikirkan akibatnya, bayangkan penyesalannya.

Mau marah; tahan dan tunggulah sebentar,
lalu sampaikan harapan Anda dengan sabar.

Selalu, hanya katakan dan lakukan yang baik, ... itu!

(Mario Teguh)

Terima kasih dan salam super

Cut Ria Awwaliah
MTSC Greeter | MTSuperClub | Sahabat Hati | Tangerang

PulStarOne.com | An MTSC Company



Setelah membaca ini, bukannya malah merasa pertanyaan awal terjawab, malah timbul pertanyaan baru.

“Mau bicara yang kasar dan norak; tahan,
pikirkan akibatnya, bayangkan penyesalannya.

Mau marah; tahan dan tunggulah sebentar,
lalu sampaikan harapan Anda dengan sabar.”

Disampaikan tahan, tahan, dan tahan.
Jadi, dewasa = pengendalian diri = menahan emosi?

Jujur, saya kurang setuju dengan kata-kata menahan emosi.Sesuatu yang ditahan, pasti lambat laun akan membludak. Seperti halnya balon yang terus-terusan menahan angin yang masuk di dalamnya, pasti ada satu titik puncak dimana sang balon tak dapat lagi menahan udara lagi dan akhirnya meletus.

Jika memang benar dewasa berarti menahan emosi, bisa saya simpulkan bahwa menjadi dewasa tak harus bisa mengendalikan diri. Karena mengendalikan diri tak sama dengan menahan emosi. Yang namanya mengendalikan diri, pasti diikuti dengan adanya pengendalian emosi, bukan menahannya.

Bila kita masih menahan emosi, itu artinya kita belum bisa mengendalikannya. Dan begitu pula sebaliknya, saat kita telah bisa mengendalikan emosi, kita tak perlu menahannya lagi. Mengapa? Karena jika pengelolaan emosi kita telah bagus, kita tahu dimana posisi emosi yang benar dalam hidup kita. Sehingga, kita dapat mengarahkan emosi kita dengan baik.

Jika emosi kita tahan, pasti suatu saat akan meledak, dan output emosi yang dihasilkan pasti lebih besar. Mengapa? Karena memang emosi tidak dapat ditahan. Sama halnya dengan nafsu. Nafsu tidak dapat ditahan, namun harus dikendalikan. Puasa adalah momen untuk berlatih mengendalikan hawa nafsu, bukan menahannya. Salah besar jika kita berjuang menahan nafsu ataupun emosi, karena semakin kita menahannya, semakin besar hasrat kita untuk melakukannya, dan akibatnya akan lebih fatal.

Lalu bagaimana kita bisa mengendalikan emosi ataupun nafsu?
Kembali lagi ke tujuan awal penciptaan manusia. Untuk apa kita diciptakan di dunia ini? Bukankah semuanya hanya untuk Allah semata? Apakah menuruti emosi ataupun nafsu dilakukan karena lillahi ta’ala? Apakah menuruti emosi ataupun hawa nafsu adalah hal yang begitu penting sehingga akan berakibat fatal bagi diri kita jika kita tak melakukannya?

Jika kita senantiasa melihat emosi dan nafsu dari sudut pandang untuk apa manusia diciptakan, malah mungkin kita malah akan menertawakan diri kita sendiri jika sampai emosi kita meluap-luap tak karuan.
 Maka dari itu,kita harus bisa membaca, seperti ayat al-Qur’an pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad. “Qul”, atau bacalah. Bacalah keadaan sekitarmu. Bacalah situasi masyarakatmu. Dan bacalah kondisi dirimu. Bacalah semua ilmu yang ada di alam semesta ini. Maka, belenggu emosi dan nafsu pun bisa kita kendalikan. :)

Setelah merenung dan merenung, akhirnya saya menemukan jawaban dari pertanyaan saya.
Jadi, apa itu dewasa?
Dewasa itu bisa “membaca”.
:)

Ada yang punya pendapat lain? ^.^

Selasa, 06 Desember 2011

Coba renungkanlah..


Jika kita berkata, tuhanku adalah pencipta alam semesta, apa memang benar begitu?
Pencipta alam semesta adalah Allah.
Sudahkah selama ini kita hidup dengan menuhankan allah semata?

Menurut kang Dicky, guru utama LSBD Hikmatul Iman,
“Tuhan adalah suatu yang kita SEMBAH dan PUJA , kita TAKUTI , kita PRIORITAS kan ,
dan mampu MEMAKSA kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai .”

yak, tuhan adalah sesuatu.
Sesuatu yang kita sembah dan puja.
Sudahkah selama ini kita hanya menyembah dan memuja Allah?
Atau jangan-jangan kita lebih memuja pacar, artis, atau girlband/boyband yang sedang marak belakangan ini?
Sekarang, gambar siapakah yang menghiasi dompet, binder, atau kamarmu?
Artis korea? Pemain bola kesayangan? atau malah foto pacarmu?
Sudahkah tulisan Allah meramaikan hidupmu?
Coba renungkanlah..

Tuhan adalah sesuatu yang kita takuti.
Apa yang kita takuti selama ini?
Hantu?  Miskin? Uang habis? Atau apapun selain Allah.
Jika ya, berarti kita telah mengingkari syahadat kita sendiri. Kita telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Maka, apakah ada sesuatu yang lebih pantas kita takuti dalam hidup ini kecuali Allah?
Coba renungkanlah..

Mungkin suatu saat kita takut orang tua, pacar, atau teman kita kecewa atau marah?
Sudah pernahkah kita berpikir takut mengecewakan Allah dengan segala perbuatan kita?
Coba renungkanlah..

Tuhan adalah sesuatu yang kita prioritaskan.
Apa yang selama ini menjadi prioritas hidup kita? Apa yang menjadi hal yang paling utama di hidup kita?
Status? IPK tinggi? Uang? Orang tua? Kesenangan? Surga? Pujian?
Mungkin jika jawabannya adalah selain Allah SWT, lagi-lagi kita telah mengingkari janji kita sendiri.
Bukankah kita telah bersaksi tiada tuhan selain Allah?
Maka, apa ada yang pantas diprioritaskan dalam hidup ini selain Allah?
Apa pantas jika kita melakukan sesuatu bukan karena Allah?
Coba renungkanlah..

Tuhan adalah sesuatu yang mampu MEMAKSA kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai.
Selama ini, siapakah yang lebih mampu memaksa kita melakukan sesuatu, bahkan sesuatu yang tidak kita sukai?
Artis idola? Orang yang kita sukai? Guru atau dosen?
Apa iya karena Allah kita bisa melakukan suatu hal yang tidak kita sukai?
Apa iya kita bisa melawan rasa malas kita untuk beribadah kepada Allah?
Apa kita lebih bisa melawan rasa malas dan kantuk kita ketika tiba-tiba ada artis kesayangan kita ataupun ada pertandingan bola  di layar televisi, dibandingkan dengan melawan rasa malas untuk segera sholat saat adzan telah berkumandang?

Lalu, Siapakah tuhan kita selama ini?

Coba renungkanlah wahai saudaraku..

Ingat,
Hidup adalah perjuangan yang harus dipertanggungjawabkan. :)

Senin, 21 November 2011

Menghargai "Indonesia" : suatu hal yang belum dapat dilakukan Indonesia


Senin kemarin, tanggal 21 November 2011, mata kuliah Keterampilan Interpersonal diisi dengan materi yang seru. Apa itu??

Seperti yang saya posting sebelumnya, materi Keterampilan Interpersonal kali ini adalah “Jika Aku Menjadi Presiden”.Setelah seperti biasa, mencari tulisan yang terbaik untuk ditampilkan di depan, kali ini ada yang berbeda. Dari tiap kelompok dipilih satu perwakilan untuk maju mencalonkan dirinya sebagai presiden. Tiap calon pun menyampaikan visi misinya, dilanjutkan dengan sesi debat, atau lebih tepatnya sesi tanya jawab. Apa materi tanya jawabnya? Tentunya visi misi dari tiapcalon yang telah dipaparkan sebelumnya.

para calon presiden yang sedang ber"orasi"
Tapi yang paling menarik bagi saya adalah, kata-kata dari pak sholiq di akhir sesi debat.
“ Negara tetangga memang menarik. Yang berhasil memajukan Singapura hingga seperti saat ini adalah orang Indonesia. Dan yang jadi perdana menteri di Singapura adalah orang Indonesia juga”
 Nah lo..
Sebenarnya sudah jadi rahasia umum, orang Indonesia itu hebat-hebat. Sayangnya, kehebatan itu tidak di hargai di Indonesia sendiri. Hanya bisa memuja-muja hasil kerja orang luar sana.
Padahal ya belum tentu barang yang dipamerkan karena beli di luar negeri adalah barang hasil ciptaan asli negara itu. Kalau ternyata itu adalah barang ciptaan orang Indonesia yang diberi label “made in” negara luar, malu doong!

Ayolah, tolong cepat sadar, kualitas barang ciptaan dalam negeri itu bagus.
Kenapa mengalami penurunan seperti saat ini?
Tentu karena tidak dihargai oleh masyarakat Indonesia sendiri kan.
Yang membuat akhirnya juga jadi malas.
Untuk apa dibuat bagus-bagus, toh tidak terlalu banyak yang berminat.

Apa iya nama suatu produk harus ada  harus ada unsur-unsur bahasa inggrisnya dulu agar bisa dihargai?
 Sekarang kita lihat saja, tas-tas yang beken saat ini seperti Eiger dkk, sepeda yang saat ini sedang in seperti Polygon, ataupun sepatu yang lagi digandrungi seperti Edward Forrer adalah buatan orang Indonesia. Kenapa bisa jadi tren? Tentu saja karena dikira prosuk luar negeri kan. Entah mengapa orang Indonesia itu banggaaa sekali memakai produk luar negeri. Katanya sih biar terlihat elit.

Kalau aku sih malu. Kenapa juga harus membangga-banggakan produk luar negeri. Aku akan lebih bangga apabila produk dalam negeri bisa lebih dihargai daripada produk luar negeri. Seperti Jepang misalnya.

Aku pernah dengar dari Bapak Iyan, dosen Algoritma dan Pemograman kelasku, bahwa produk luar negeri kurang diminati di sana. Seperti produk-produk Apple yang lagi marak di Indonesia. Kenapa? Karena mereka lebih percaya bahwa produk dalam negeri lah yang terbaik. Apa itu? contohnya saja laptop Panasonic.
Memiliki laptop Panasonic adalah sebuah keharusan bagi profesor disana. Orang-orang pintar disana selalu memaikai laptop Panasonic untuk bekerja.
Ingin membedakan mana yang profesor dan mana yang bukan?
Mudah saja. Yang membawa laptop Panasonic lah yang profesor.
Orang yang tidak membawa *menenteng kemana-mana* laptop Panasonic bukanlah seorang profesor. Haha..lucu memang. Tapi itulah kenyataannya.

Memakai produk dalam negeri adalah suatu kebanggaan bagi orang Jepang.
Tidak heran kalau orang Jepang suka berkarya. Bagaimana tidak? Karyanya sangat dihargai oleh orang-orang yang satu negara dengannya. Pasti ada motivasi lebih untuk berkarya.

Coba saja apresisasi yang diberikan rakyat Indonesia sama seperti rakyat Jepang memberikan apresiasi kepada barang-barang dalam negerinya, aku percaya Indonesia akan sangaat lebih maju daripada sekarang. *masa’ iya dari dulu sampai sekarang nagara berkembaang terus*

Menurut pendapatku, solusi dari sikap rakyat Indonesia yang kurang apresiasi terhadap produk bangsanya sendiri terdapat pada postingan saya yang berjudul "JIKA AKU MENJADI PRESIDEN"
Oke, akan saya ulas lagi disini.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dari pihak pemerintah. Pemerintah sebagai pengatur rakyat harus bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta bisa jadi panutan bagi rakyat.
Pemerintah harus bisa mengapresiasi produk-produk hasil kerja keras rakyatnya. Contohnya, pemerintah akan membeli semua hasil panen petani dengan harga tinggi, memberi hadiah yang menjanjikan bagi siapa saja yang dapat menemukan alat apapun guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan pemicu motivasi untuk mencipta karya lainnya, Dengan begitu, produk dalam negeri akan bangkit dan akan dicintai oleh rakyat, Jika rakyat Indonesia sudah bisa mencintai dan bangga akan negerinya sendiri, alhasil rakyat Indonesiapun akan isa mengahargai Indonesia.

Nah, bagaimana dengan anda yang sempat membaca tulisan saya ini.
Sudah banggakah anda terhadap produk-produk dalam negeri? :)

JIKA AKU MENJADI PRESIDEN

Jika aku, mmm, saya yang menjadi presiden Indonesia, saya nggak ingin muluk-muluk kok. Satu hal yang pertama-tama akan saya lakukan kalau saya menjadi presiden Indonesia,

Memperbaiki moral warga negara Indonesia.

Seperti yang telah saya posting sebelumnya, negara Indonesia ini  cuma punya satu masalah, yakni masalah moral. Semua masalah yang terjadi di Indonesia pada dasarnya berawal dari satu hal, yakni moral yang tak tertata dengan baik. Ambil saja salah satu contoh masalah yang paling nyata di Indonesia, yakni korupsi.

Korupsi adalah hasil dari moral yang tak tertata dengan baik, hasil keserakahan manusia yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memerdulikan nasib rakyat yang uangnya telah mereka curi. Tindakan nyata yang dapat saya lakukan sebagai presiden adalah dengan menyontohkan apa yang harusnya dilakukan oleh orang yang bermoral kepada masyarakat.

Tidak hanya menghalalkan segala cara agar diri sendiri sebagai presiden bisa bahagia.
 Tidak hanya bisa mengeluh bahwa gaji 60 juta itu kurang.
Tapi harus menjadi presiden yang siap berkorban bagi rakyatnya.
Presiden yang berani hidup sederhana asal raknyatnya tidak ada yang kelaparan.
Presiden yang tak sudi menggunakan uang rakyatnya sepeserpun demi kepentingan pribandinya.
Presiden yang tak dapat dipengaruhi oleh materi.
Presiden yang selalu berada di sisi keadilan dan kebenaran, bukannya presiden yang takut atau malah mau-mau saja di”setir” oleh pihak-pihak yang berkuasa sebelum ia menjadi presiden.

Setelah saya bisa menjadi presiden panutan, saya akan mulai membuat seminar-seminar perbaikan moral. Dan mungkin, saya akan mengadakan acara hipnosis untuk memulihkan moral mayoritas rakyat Indonesia yang sudah “berkarat”. Saya akan memberi dukungan dan apresiasi kepada film-film yang mengandung pesan moral yang baik.

Langkah kedua setelah menjadi presiden, saya akan mulai membiasakan rakyat Indonesia hidup sederhana dan berhenti berpikir menjadi seorang konsumen.
 Hidup sederhana?
Ya, tentunya dimulai dari saya sebagai presiden.
Saya akan menurunkan gaji saya sebagai presiden. Saya rasa, hidup dengan setengah gaji presiden yang sekarang adalah lebih dari cukup. Apabila anggota dewan yang terhormat dan para menteri punya rasa malu, pasti mereka bersedia bila saya usulkan bila gaji mereka juga dipangkas setengahnya. Apabila orientasi mereka adalah benar-benar untuk menyejahterakan rakyat, bukannya uang, pasti mereka tak akan keberatan.

Lalu, saya akan memberantas acara-acara tak penting yang hanya menghabiskan uang.
Semisal acara jalan-jalan ke luar negeri berkedok study tour.
Kalau memang menjanjikan hasil yang signifikan sih tidak apa-apa, namun bila setelah dan sesudah study tour tak ada perkembangan apa-apa, lebih baik ditiadakan dulu.

Tunjangan-tunjangan yang tak perlu bagi menteri juga harus ditiadakan.
Contohnya?
Tunjangan uang bensin.
Halooo..
Minta tolong ya..
Apa gaji 10 juta lebih kurang untuk membeli bensin???
Ampun dah... T.T

Saya sebagai presiden akan menghapuskan paham, bahwa bila anda bergabung dengan pemerintahan sama halnya dengan menuju gerbang kekayaan. Biar saja, orang-orang yang orientasinya pada uang, tidak sungguh-sungguh untuk memimpin rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik, biarlah mundur secara perlahan. Saya akan menanamkan paham, bila anda berani masuk menjadi bagian pemerintahan, berarti anda siap berjuang memikirkan nasib rakyat.

Setelah moral rakyat Indonesia menjadi lebih baik, saya akan menarget pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik dari sekarang.
Sebelum itu, saya akan menghentikan paham-paham yang keliru dari sebuah pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sejatinya ilmu pengetahuan itu digunakan sebagai sarana ataupun cara untuk dapat menciptakan sesuatu guna menolong sesama, meningkatkan kesejahteraan manusia. namun sekarang ini,mayoritas ilmu pengetahuan malah digunakan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan ijazah dan menacri kerja saja *paham inilah yang menyebabkan banyaknya aksi curang –menyontek dkk- terajdi selaam proses belajar mengajar. Padahal kalau mereka tahu, dengan mencontek mereka telah membohongi dan  mombodohi dirinya sendiri. Karena ilmu pengetahuan yang diajarkan sejatinya adalah bekal untuk bisa hidup dengan baik di dunia, untuk bisa lebih dekat dengan Allah*

Kemudian, saya akan menghentikan kebiasaan rakyat Indonesia yang cenderung lebih suka menjadi konsumen. Hal tersebut membuat rakyat selalu menggantungkan, malas, dan tidak mau berpikir kreatif.

Saya rasa, itulah hal yang dapat mematikan suatu bangsa. Be consument forever till die.
Bagaimana caranya???
Saya akan memberikan apresiasi bagi siapa saja yang mau menghasilkan sesuatu.
Contoh, saya akan membeli semua hasil panen dari sawah ataupun kebun yang dihasilkan para petani Indonesia dengan harga sebaik-baiknya.

Sudah menjadi rahasia umum mengapa banyak orang desa ingin mencari kerja di kota.
Tentu saja karena hasil kerjanya di desa tidak dihargai. Sudah susah-susah bercocok tanam, eeh, hasilnya hanya dihargai murah. Ya sudah, jangan salahkan para petani muda yang ingin mencari kerja di kota karena terus merugi apabila menjadi petani.

Ataupun saya akan memberi apresisasi dan dukungan bagi siapa saja yang dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Siapa saja yang dapat menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia dengan ide ataupun temuannya, akan saya beri hadiah sebagai apresiasi. 

Lalu, saya akan membuat produksi luar negeri memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan produksi dalam negeri, agar produsen-produsen dalam negeri dapat lebih leluasa bersaing. Saya ingin menumbuhkan kreatifitas dan keinginan untuk menghasilkan sesuatu kepada rakyat, bukannya malah mengharap dibuatkan dan senang menjadi konsumen.

Intinya, saya ingin menjadikan rakyat Indonesia bangga kepada dirinya sendiri sebagai warga negara Indonesia , cinta kepada barang-barang dalam negeri, dan bangga terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia :) .