Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Rabu, 21 Desember 2011

Jurusan Serba Ada


Sistem Informasi ITS adalah jurusan paling unik menurutku. Mengapa? Karena Sistem Informasi ITS adalah satu-satunya jurusan yang memberi berbagai macam ilmu yang mungkin belum tentu ada di jurusan lain.
Jujur, saat pertama kali aku memilih Sistem Informasi ITS sebagai pilihan saat SNMPTN, yang terlintas adalah aku akan belajar pemrograman dan pemrograman, hanya berkutat dengan komputer dan kawan-kawannya.
Namun ternyata kenyataannya jauh dari bayangan awalku. Sistem Informasi ITS tak hanya mengajarkan bagaimana caranya memrogram atau mengoding sesuatu, namun juga mengajarkan bagaimana menjadi seorang entrepreneur dan pribadi yang unggul.
Entrepreneur? Ya, di semester satu ini aku mendapatkan mata kuliah Sistem Fungsional Bisnis 1 dimana aku dan teman-teman dituntut untuk bisa membuat suatu perusahaan dan menghasilkan suatu produk. Dari mulai membuat nama perusahaan, nama produk, sampai harus membuat produk inovasi yang original dan menarik. Tidak lupa pula kami harus menghitung harga beserta perincian untung ruginya.
Menjadi pribadi yang unggul? Ya, salah satunya adalah dengan adanya mata kuliah Ketrampilan Interpersonal ini. Soft skill kami dilatih habis-habisan disini. Dari bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, menjadi individu yang percaya diri dan berani tampil di depan umum, menjadi individu yang peduli dengan sesama, menjadi individu yang bisa memposisikan diri dengan baik, sampai menjadi individu yang mempunyai karakter yang baik. Tapi yang paling berbeda dari program Ketrampilan Interpersonal adalah adanya senam tiap jumat pagi. Nah ka, tak hanya mengasah soft skill, kesehatan mahasiswa juga terlatih di Sistem Informasi.



Selain itu, ada apa lagi?
Di semester satu ini aku juga mendapatkan mata kuliah MatDis dan AlPro. Apa itu?
MatDis adalah kependekan dari Matematika Diskrit. Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa yang dipelajari disini adalah hitung-berhitung. Namun jangan salah, hitung-menghitung di MatDis hanya menjadi nomer sekian. Yang terpenting dalam MatDis adalah bagaimana cara berpikir atau logika kita dalam menyelesaikan suatu masalah. Bukan lagi seperti masa SMA dimana rumus adalah segalanya (jawaban ketemu ya selesai), namun disini lebih ditekankan pada untuk bisa mendapatkan jawaban tersebut,kita menggunakan logika seperti apa. Yak, intinya kami dibiasakan memakai logika untuk memecahkan suatu masalah.
Sedangkan AlPro adalah kependekan dari Algoritma dan Pemograman. Biasalah, mata kuliah yang satu ini berkutat dengan mengoding dan mengoding. Karena aku tidak punya basic mengoding atau menggunakan java sama sekali, jadi ya pelajaran inilah yang menurutku benar-benar baru.

Ada juga kuliah bersama dengan jurusan lain, yaitu mata kuliah Agama dan PTIK. Apa itu PTIK? PTIK adalah singkatan dari Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jadi disini kami diberitahu tentang dasar-dasar teknologi seperti apa itu database, kriptografi, sampai teknologi yang tren saat ini. Mata kuliah satu ini sangat membantu agar kami tak “cupu”alias ketinggalan zaman dalam masalah teknologi.
Nah, lengkap kan. Bisnis ada, pengenalan teknologi biar tak cupu ada, mengasah logika yang tumpul karena jarang digunakan juga ada. Dan yang paling penting, tak hanya hard skill, namun soft skill juga terasah. Sistem Informasi ITS memang jurusan super lengkap. Semoga Sistem informasi ITS bisa terus meningkatkan kualitas pendidikannya, sehingga akan terus mencetak generasi-generasi pembawa perubahan yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih baik lagi.  :)

Senin, 19 Desember 2011

Manajemen Waktu, seperti apakah?

Saat aku sedang asyik membaca buku mentoring dari JMMI, ada suatu bacaan yang menarik tentang manajemen waktu.

Begini isi bacaannya.
“Suatu hari, seorang ahli manajemen waktu berbicara di depan sekelompok mahasiswa dan ia menggunakan ilustrasi yang tidak akan dengan mudah dilupakan para mahasiswa. Dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut lebar dan meletakkannya di atas meja. Dia keluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan, kemudian dia letakkan dengan hati-hati batu-batu tersebut ke dalam toples. Ketika batu itu sudah memenuhi sehingga tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk kedalammnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”. Semua mahasiswa serentak menjawab ,”Sudah”. Dia kembali bertanya , “Benarkah?”.
Dari bawah meja dia raih sekeranjang kerikil, lalu dimasukkan kerikil-kerikil tersebut ke dalam toples samnil diguncang-guncangkan hingga mendapat tempat di antara celah batu-batu itu. Kembali ia bertanya pada para mahasiswa, “Apakah toples ini sudah penuh?”. Kali ini para mahasiswa hanya tertegun. “Mungkin belum”, salah seorang mahasiswa menjawab. “Bagus!”, jawabnya.
Kembali dia meraih  ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir.dia masukkan pasir itu ke dalam toplesdan pasir itu dengan mudah memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan batu. Sekali lagi dia bertanya“Apakah toples ini sudah penuh?”. “Belum” serentak para mahasiswa menjawab. Selanjutnya dia mengambil sebotol air dan menyiramkannya ke dalam toples hingga toples terisi penuh.”

Lalu, apa maksud dari ilustrasi ini?
Kita harus pintar-pintar menyusun jadwalkah? Atau harus pintar-pintar menyisipkan jadwal lain pada jadwal kita yang sudah penuh? Mungkin jawaban-jawaban tersebut memang benar, namun bukan itu maksud sesungguhnya.

Lalu apa?
Jika tidak meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kita tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali. Jika kita ibaratkan batu besar adalah prioritas dalam hidup kita, sedangkan pasir, kerikil dan air adalah selingannya. Jika mendahulukan hal-hal kecil (selingan) dalam waktumu maka kau hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil. Kamu tidak akan memiliki waktu berharga yang kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup.

Jadi, selalu lakukan dan perhatikanlah batu-batu besar dalam hidup kita. Jika kita terlalu asyik memasukkan hal-hal yang lebih kecil dalam tabung waktu kita dan lupa untuk memasukkan semua batu-batu besar yang harusnya sudah ada terlebih dahulu, maka kita tidak akan bisa mengefektifkan dan mengefesienkan waktu kita. Mengapa? Waktu yang harusnya bisa gunakan untuk membaut hal-hal yang besar kita gunakan hanya untuk bersenang-senang dengan hal kecil.

Kalau memang perlu, kurangi porsi hal-hal kecil agar hal-hal besar bisa kita capai dalam hidup ini. Karena jika memang kita ingin sukses, kita harus bisa fokus untuk bisa mencapai hal-hal besar dalam hidup. Ingin bisa menjadi manusia sebaik-baiknya manusia kan? Maka, aturlah hidup kita. Jangan sampai ada hal-hal besar yang kita tunda untuk melakukan hal kecil yang kurang berguna.

Minggu, 18 Desember 2011

Gung-Ho, sebuah film tentang Leadership yang dibumbui dengan komedi

Minggu lalu, kuliah praktek KI seruu sekali. Kenapa? Karena lagi-lagi KI diisi dengan menonton film bersama. XD
Nonton film apalagi?
Nah, kalau dulu film yang kami tonton berhubungan dengan masalah sosial, sekarang film yang kami tonton berhubungan dengan masalah leadership alias kepemimpinan.
Wah, bagus dong.. Film apa sih? Judulnya Gung-Ho. Memang sih film ini tergolong film lama, tapi pesan yang disampaikan tentang kepemimpinan cukup bagus.
Oke deh, langsung aja cekidot resensinya..

Gung-Ho

Sutradara  : Ron Howard 
Produser  : Tony Ganz, Deborah Blum
Naskah    : Edwin Blum
Produksi  : Paramount Pictures, 1986
Pemeran  : Michael Keaton, Gedde Watanabe,
                  George Wendt,Mimi Rogers

Film ini dimulai dari Hunt Stevenson harus pergi ke Jepang untuk melakukan negosiasi dengan Assan Motor agar mau melakukan kerjasama dengan pabrik yang hampir saja akan ditutup di sebuah kota yang bernama Hadleyville di Amerika. Namun ternyata, ia mendapatkan respon yang tidak memuaskan.
Namun ternyata, beberapa hari kemudian wakil dari Assan Motor, Kozihiro, datang dan menyatakan mau bekerja sama dengan Hunt. Dari sinilah cerita kepemimpinan Hunt dan Kozihiro dimulai.
Dari awal bekerja, pekerja-pekerja dari Hadleyville ini sudah mengalami pertentangan budaya dengan orang Jepang. Budaya orang-orang Hadleyville yang tak pernah bisa bangun pagi dan berolahraga sangat bertentangan dengan budaya orang Jepang yang pekerja keras, selalu bangun pagi, dan selalu berolahraga sebelum bekerja.

Pertentangan pun terus terjadi, para pekerja Hadleyville yang selalu “datang telat pulang awal” dan kerja para pekerja Hadleyville  yang tak tersistem (bekerja seenaknya sendiri) membuat orang-orang Jepang geram. Akhirnya, para pekerja Hadleyville  tak tahan lagi bekerja ala orang Jepang yang terlalu bekerja keras hingga lupa waktu, lupa makan, hingga lupa keluarganya sendiri. Para pekerja Hadleyville pun ingin segera memiliki gaji yang selayaknya apabila memang Astra Motor masih ingin mereka bekerja disana. Untuk Hunt pun membuat perjanjian dengan Kozihiro, pihak Astra Motor harus memberi kenaikan gaji pada pekerja Hadleyville apabila para pekerja Hadleyville mampu menghasilkan 15.000 mobil dalam sebulan. 

Wah, 15.000 mobil dalam sebulan?
Begitulah. Namun para pekerja Hadleyville merasa jumlah sebanyak itu adalah tidak mungkin. Mereka hanya bisa menyanggupi membuat 13.000 mobil dalam sebulan. Nah, untuk meningkatkan semangat para pekerja Hadleyville diberi janji palsu oleh Hunt. Hunt mengatakan bahwa para pekerja Hadleyville tetap diberi kenaikan gaji walaupun hanya bisa menghasilkan 13.000 mobil dalam sebulan.

Nah lo, bisakah para pekerja Hadleyville mendapat kenaikan gaji?
Untuk tau jawabannya, silakan liat sendiri filmnya :D
*****

Yak, secara keseluruhan aku suka sekali dengan film ini. Kenapa? Karena film ini tidak melulu diisi dengan hal-hal yang berbau kepemimpinan saja, namun juga diimbangi dengan komedi-komedi yan membuat film ini tidak bosan untuk dilihat. 

Satu hal yang dapat aku pelajari dari film ini, bekerja keras memang boleh, namun jangan sampai melupakan kewajibanmu sebagai seorang makhluk sosial. Mengapa? Karena kita adalah manusia, bukan mesin yang tak punya perasaan dan kehidupan selain bekerja.

Final Destination 5

Sutradara : Steven Quale
Produser  : Craig Perry, Warren Zide
Tahun      : 2011
Pemain    : Nicholas D’Agosto, Emma Bell, Miles Fisher, Arlen Escarpeta, David Koechner, Tony Todd,  Ellen Wroe, Jacqueline MacInnes Wood, P. J. Byrne, Courtney B. Vance, William Bludworth, Brent Stait

Yak, kali ini saya akan meresensi sebuah film yang berjudul Final Destination 5. Sepertinya Final Destination adalah film yang sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Bagaimana tidak, dari Final Destination 1 sampai Final Destination terakhir, alias Final Destination 5 semuanya booming karena memang efek filmnya yang sangat bagus.
Baik, untuk yang belum tahu apa itu Final Destination, akan saya ulas sedikit disini. Final Destination adalah film horor yang tidak ada unsur hantunya sama sekali. Nah lo, kok bisa? Jadi Final Destination ini adalah film horor tentang kematian seseorang yang tertunda, dan kematian tersebut tidak terjadi dengan wajar. Seperti memang ada yang telah merencanakan kematian seseorang dengan baik karena suatu kecelakaan yang terjadi karena kebetulan yang fatal.



Kematian yang tertunda? Ya, jadi sebenarnya da beberapa orang yang harusnya sudah meninggal akibat suatu kecelakaan. Namun karena (selalu ada) pemeran utama yang mengetahui adanya kecelakaan sebelum kecelakaan itu terjadi, maka ada beberapa orang yang harusnya sudah meninggal bisa selamat dari kecelakaan tersebut (selalu seperti ini di setiap serinya).  Namun, setelah lolos dari kematian,tak berarti beberapa orang yang selamat tersebut bisa bernafas lega. Karena ternyata, mereka harus tetap meninggal sesuai urutan meninggal yang seharusnya di kecelakaan pertama. Namun, jarang sekali ada yang meniunggal dengan cara dibunuh oleh seseorang. Kebanyakan, kematian dari orang-orang yang berhasil selamat di kecelakaan sebelumnya adalah kematian yang disebabkan oleh hal yang tidak wajar, entah karena sesuatu yang rusak ataupun jatuhnya benda-benda yang tak terdugasehingga berakibat sangat fatal. Nah, mungkin baru di Final Destination 5 ini ada seseorang yang meninggalnya dibunuh oleh seorang manusia. 

Baik, langsung saja saya akan meresensi Final Destination 5.
Pemeran utama dalam Final Destination 5 adalah Sam (Nicholas D’Agosto). Ia memiliki pacar yang bernama Molly(Emma Bell). Dan terdapat beberapa tokoh lain seperti Peter Friedkin (Miles Fisher), Candice Hooper (Ellen Wroe), Olivia Castle (Jacqualine M. Wood), Isaac (P.J. Bryne), Nathan (Arlen Escarpeta), Dennis (David Koechner). 

Di Final Destination 5 ini yang menjadi kecelakaan utama adalah ambruknya sebuah jembatan yang menewaskan banyak orang. Jembatan ambruk? Lalu kenapa?
Nah, di Final Destination 5 ini Sam, pacarnya, dan beberapa orang lainnya, sedang berada dalam perjalanan dengan menggunakan bis. Ketika sampai di sebuah jembatan, Sam mendapatkan “penglihatan” bahwa jembatannya akan ambruk sehingga menewaskan dirinya dan semua orang yang ada di jembatan. Begitu sadar, ia langsung menyuruh semua orang yang  ada dalam bis untuk segera keluar, namun hanya sedikit yang menghiraukan. Ternyata benar, jembatannya ambruk dan hanya orang-orang yang keluar dari bis yang selamat.
Para orang yang berhasil selamat

Setelah berhasil selamat, dimulailah skenario kematian yang sesungguhnya. Satu persatu orang yang selamat dari kecelakaan jembatan maut sebelumnya meninggal dengan cara-cara yang mengerikan. Lalu bagaimana dengan tokoh utama? Bisakah ia selamat sampai akhir?
Monggo dilihat sendiri film Final Destination 5, dijamin ketar-ketir XD
haduh T.T

*****
Yap, suatu hal yang paling menakjubkan dari film seri horor yang satu ini adalah, tak peduli tokoh utama tau bukan, semuanya akan meninggal dunia (biasanya kan yang jadi tokoh utama yang selamat). Begitulah,maka dari itu aku bilang, Final Destination adalah film tentang kematian yang tertunda. Hahaha.

Jujur, aku lebih suka Final Destination 5 dibandingkan dengan Final Destination seri lain. Benar-benar film pamungkas yang super sekali. Mengapa? Karena Final Destination 5 ini minim adegan dewasa yang sangat amat tidak penting sekali banget. Lalu, Final Destination 5 lebih kejem cara tewasnya. Aku lebih sering menahan nafas saat lihat Final Destination 5 daripada Final Destination 5 series lain. (gimana enggak! masa’ iya ada bola mata seseorang keluar dari matanya, mental-mental, terus keplindes truk T..T).

Tapi ada satu hal yang aneh dari semua Final Destination series ini. Mengapa di setiap film Final Destination selalu ada orang tua negro yang selalu ngeksis jadi pemain? Hmm.. aneh sekali.
Yak, meskipun terkesan horor, sadis, serem dan berdarah-darah, setidaknya ada satu pesan yang dapat aku tangkap dari film ini.
Selalu berhati-hatilah di tiap jam tiap menit kehidupanmu, karena mungkin itu menjadi detik terakhir hidupmu di dunia ini.

Jadi, waspadalah! Waspadalah! :D


Gnomeo n' Juliet

Sutradara : Kelly Asbury
Penulis    : Rob Sprackling, John R. Smith
Genre      : Animation | Adventure | Comedy
Tahun      : 2011
Pemain    : James McAvoy, Emily Blunt and Maggie
                   Smith

Yap, dari judulnya saja mungkin anda-anda semua akan teringat satu kisah drama tragedi, Romeo n’ Juliet. Dari cerita sih mirip-mirip, tapi Gnomeo n’ Juliet ini punya ending yang sedikit berbeda.
Jadi, dalam film ini diceritakan ada gnome (patung kurcaci yang dipercaya dapat menjaga tanaman, biasanya ada di taman) yang saling bertetangga, gnome merah dan gnome biru. Sama seperti yang mempunyai kebun beserta para gnomenya, gnome merah dan biru ini saling bermusuhan. (Sebentar, patung kok musuhan? Begitulah :). Saat ada manusia yang lewat, mereka akan menjadi patung, namun saat tak ada manusia yang menghampiri mereka seolah-olah hidup dan punya kehidupan.)

Gnomeo biru dipimpin oleh seorang “ratu” (pemimpinnya perempuan sih) yang bernama Lady Bluebury. Ia memiliki seorang putra bernama Gnomeo. Gnomeo ini punya teman jamur kancing  yang mungkin kalau di dunia kita sama seperti anjing, yang bernama Shroom. Gnome Biru mempunyai hal yang paling berharga di taman, yaitu tanaman yang tumbuh dari atas kloset yang berada di taman (kenapa kloset? Entahlah, aku juga bingung. Yang jelas, itu adalah kloset untuk hiasan, bukan difungsikan sebagaimana fungsi kloset sesungguhnya :P)

Gnome merah dipimpin oleh seorang “raja” yang bernama Lord Redbrick. Ia mempunyai seorang putri yang bernama Juliet. Yah, jangan tertipu oleh namanya sih. Walaupun namanya Juliet, namun ia tak sefeminim namanya. Yak, Juliet ini tomboy. Juliet ahli sekali dalam hal panjat memanjat. Juliet memiliki teman kodok yang bernama Nannete. Gnome merah memiliki hal yang paling berharga di taman, yaitu sumur (entah kenapa juga harus sumur).

Seperti halnya Romeo n’ Juliet, Gnomeo dan Juliet ini bertemu secara tidak sengaja ketika Juliet ingin mengambil sebuah bunga di kebun sebelah. Namun keduanya dalam penyamaran, sehingga mereka tak tahu bahwa mereka berasal dari gnome yang bermusuhan. Tak bisa dipungkiri, mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Namun karena tak berhati-hati saat berebut bunga, keduanya jatuh ke dalam kolam dan akhirnya mereka saling  mengetahui identitas sebenarnya. Mereka sangat terkejut. Juliet yang tahu Gnomeo dari gnome biru langsung melarikan diri. Gnomeo pun mengejar Juliet sampai ke kebun gnome merah. Karena memang tak kondusif bila bertemu di kebun gnome merah maupun biru, akhirnya mereka membuat janji untuk bertemu di kebun pertama kali mereka bertemu.

Singkat cerita, mereka akhirnya bertemu di kebun tersebut dan menemukan sebuah mesin pemotong rumput. Kalau di dunia kita balapan pakai mobil kan? Nah, di dunia para gnome ini balapannya pakai mesin pemotong rumput. Dan apa anda-anda semua tahu? Si Juliet ini bisa mengendarainya dengan baik waktu pertama kali mencoba, bahkan sampai membentuk sebuah tulisan.

Yap, G untuk Gnomeo dan J untuk Juliet.:)

Karena mengetahui bahwa pasti hubungan cinta mereka dilarang dan ditentang, maka mereka pun berjanji untuk merahasiakan pertemuan mereka.
Namun pada suatu hari, ada gnome dari gnome merah ingin menghancurkan hal yang paling berharga bagi gnome biru, yaitu tanaman dalam kloset. Ternyata rencana gnome tersebut berhasil. Mengetahui hal itu, gnome biru sangat marah, terutama sang Lady Bluebury. Tanaman itu ditanam dengan suaminya sejak dari benih dan dirawat hingga bisa tumbuh besar. Akhirnya, gnomeo pun diutus untuk balas dendam terhadap setiap gnome merah. Setiap gnome merah? Ya, itu artinya ia juga harus membalas dendam kepada Juliet.
Nah, bagaimana reaksi Gnomeo? Lalu bagaimana dengan kisah cinta mereka?
Monggo disaksikan lebih lanjut film Gnomeo n’ Juliet ini :).

*****

Film yang cukup menarik. Walaupun ini adalah film animasi, namun alur yang dibawa bukan untuk dinikmati anak-anak (yah, mengingat ini adalah kisah cinta).
Lalu, apa pembelajaran yang bisa diambil dari film ini?

Ada satu pelajaran yang dapat aku tangkap dari film ini, perbedaan bukanlah pembatas bagi kita untuk bisa saling hidup dan berbagi bersama. Justru perbedaanlah yang akan melengkapi hidup kita.
 
Pasti sangat membosankan bukan jika semua yang ada di dunia ini sama semua alias monoton? :)

Sabtu, 17 Desember 2011

Pentingnya Berkomunikasi


Jumat minggu lalu, tepatnya tanggal 16 Desember 2011, KI kedatangan tamu alias ada kuliah tamu lagi. Apa yang dibahas kali ini?
Tema kali ini adalah Communication Skill for Public Speaking. Dengan pembicara mas Dista Nugraha (Head of Production/announcer Colors Radio Surabaya, News Anchor BBS TV) dan mbak Ulin Rositi (Product Manager Colors Radio Surabaya).
 Nah, ada beberapa poin penting yang bisa aku dapat disini.
Satu, Communication is Everything.
Kenapa? Karena dengan berkomunikasilah kita dapat menginformasikan sesuatu dan memberi tahu yang ada dalam benak pikiran kita. Dalam berbicara kita juga harus memastikan persepsi dari penerima informasi tidak boleh salah, karena bisa jadi salah paham akan terjadi. Dan yang paling penting adalah kita mengerti apa yang akan dikomunasikan.
Faktor-faktor apa saja yang harus ada dalam berkomunikasi?
1.       Komunikator atau penyampai pesan.
2.       Komunikan atau penerima pesan.
3.       Message/ pesan yang disampaikan.
4.       Media dalam berkomunikasi.
5.       Feedback/respon (baik yang langsung maupun tak langsung).

Dalam berkomunikasi juga harus ada seni yang diperhatikan. Mengapa? Karena dalam berkomunikasi kita harus bisa menyampaikan pesan dengan nyaman dan tidak membosankan. Dalam berkomunikasi kita harus bisa merencanakan, mempersiapkan, memahami apa-apa saja yang akan disampaikan. Sayang kan kalau ada sesuatu yang penting jadi tak tersampaikan.
Kita juga harus bisa mengolah dan berhati-hati dalam berkomunikasi karena komunikasi bisa jadi sangat mempengaruhi. Mengapa? Karena dengan berkomunikasi kita bisa menjadikan sisi positif menjadi menarik dan sisi negatif tidak menjadi cela.
Yang kedua adalah Public Speaking.

Kita harus berkomunikasi yang baik dengan orang lain, terutama pada saat berkomunikasi di depan umum dan menjadi Center of Attention (pusat perhatian). Namun dalam berbicara di depan orang banyak kita pasti memiliki kendala. Apa saja kendala yang mungkin muncul?
1.       Tidak memahami benar apa yang akan disampaikan.
2.       Memahami tapi tak biasa menyampaikan (tahu apa yang ingin dibicarakan, naun belum terbiasa berbicara di depan umum sehingga kemungkinan ngeblank, lupa mau bicara apa).
3.       Pengendalian diri terhadap emosi yang belum bagus.

Lalu, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Public Speaking? Faktor yang mempengaruhi public speaking dapat kita singkat menjadi 3V, yaitu:
Vokal (suara). Saat berbicara di depan umum janganlah berbisik
 Verbal. Perhatikan apa-apa yang mau dibicarakan.  Suatu hal yang biasa menjadi luar biasa bila dikemas dengan kata-kata yang tidak biasa. Buatlah kata-kata kita menjadi rangkaian kalimat yang menarik.             
Visualisasi(bagaimana cara kita mengekspresikan). Gunakan ekspresi yang sesuai dengan apa yang kita sampaikan agar tidak jadi salah paham terhadap komunikan.
 Dalam berkomunikasi di depan umum kita harus fokus. Jangan terlalu asyik berimprovisasi ria sehingga inti pembicaraan malah tak tersampaikan. Kita juga jangan terlau asyik dengan emosi. Mengapa? Saat kita emosinal dalam berbicara, tanpa kita sadari kita akan berbicara terlalu cepat dan terlalu lantang. Dan yang terpenting, jangan berbicara tentang apa-apa yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Intinya, kita harus berhati-hati dalam berbicara.
 Lalu bagaimana bila kita diminta untuk berkomunikasi secara tiba-tiba?
Kalau memang tidak siap, ulur waktu saja. Kita bisa bicara apa saja yang kurang penting sembari mempersiapkan diri untuk menyampaikan pesan yang sesungguhnya.
Bagaimana dengan audience kita, bagaimana caranya agar mood audience tetap bagus dari awal sampai akhir kita bicara?
Kata mbak Ulin, jangan pernah kamu meninggalkan audiencemu, ajak dan libatkan mereka. Caranya? Jagalah eye contact dengan audience. Lalu datangi mereka saat mereka sudah tidak fokus. Jangan biarkan mereka asyik dengan aktivitas mereka sendiri.
Nah, begitulah. Aku juga baru tahu ternyata berkomunikasi itu tak hanya sekedar berbicara, namun berkomunikasi itu juga butuh seni, latihan dan pikiran. :)

PERJUANGAN GIGIH SI LELAKI TUA


LELAKI TUA DAN LAUT (THE OLD MAN AND THE SEA)

Pengarang            : ERNEST HEMINGWAY

Kategori                : Fiksi

Jumlah halaman  : 145 halaman











     Novel ini bercerita tentang seorang nelayan tua Kuba, yang berusaha menangkap ikan marlin yang panjangnya melebihi perahu miliknya seorang diri. Perjuangan luar biasa ini harus ia tempuh dalam waktu tiga hari dan hampir tidak tidur sama sekali demi menjaga sang ikan agar tidak lepas. Nelayan tua, atau yang biasa disebut lelaki tua dalam novel ini, sebelum menemukan ikan marlin raksasa yang telah menyeret perahunya selama tiga hari, ia telah gagal menangkap seekor ikan pun selama 84 hari berturut-turut.

      Dan selama itu, ada seorang anak lelaki yang selalu menjaganya dan ikut pergi mencari ikan dengan si lelaki tua. Namun,karena orang tua si anak lelaki tidak memperbolehkannya ikut lelaki tua, lantaran tak kunjung dapat ikan, si anak lelaki terpaksa tidak bisa ikut pergi mencari ikan bersamanya dan ikut perahu lain yang lebih beruntung.

      Lelaki tua tak begitu saja putus harapan. Ia tetap pergi mencari ikan dengan optimis, terus percaya bahwa ia akan mendapat ikan hari ini. Keyakinan dan keteguhan hatinya memberi pelajaran moral yang amat luar biasa.

     Ada satu kalimat si lelaki tua yang aku suka,


Namun, aku telah menjaganya dengan ketelitian. Hanya saja, aku tidak memiliki keberuntungan lagi. Tapi siapa yang tahu? Mungkin hari ini. Setiap hari adalah hari yang baru. Itu lebih baik dari keberuntungan. Tapi aku harus lebih saksama. Kemudian saat keberuntungan itu datang, aku telah siap.



*Waah, mak jleb!! XD
Ngena banget deh...*


      Optimisme, kegigihan, ketabahan, kesabaran si lelaki tua dalam menjalani cobaan hidup adalah sebuah pelajaran yang bermakna.

      Ia tak pernah mengeluh berlebihan, walaupun tubuhnya penuh luka dan darah saat bertarung dengan ikan marlin ataupun hiu-hiu yang mengganggu perjalanan pulangnya. Ia tetap ingat dan yakin bahwa Tuhan pasti akan menolongnya. Ia tak lupa berdoa kepada Tuhan walaupun peluang yang ada sangatlah kecil.

     Tak jarang aku ternganga dengan apa yang menimpa si lelaki tua dan apa yang ia lakukan.

     Perilakunya sangat berbeda dengan kebanyakan orang sekarang. Diberi beban hidup sedikit, sudah mengeluh luar biasa.

     Si lelaki tua mengajarkan lewat perjuangannya, bahwa kita pasti bisa mencapai apa yang kita inginkan, selama kekuatan keyakinan dan usaha yang tak pernah kenal lelah ada dalam diri kita.

********

     Bener-bener deh nih novel, mahasiswa banget dah. Dituntut harus dapat bekerja dalam tekanan. Tetap berpikir jernih di saat-saat terburuk. Seperti yang ditekankan oleh lelaki tua dalam novel ini. Dia selalu menegaskan kepada dirinya sendiri untuk tetap berpikir jernih agar dapat mengatasi semua masalah yang muncul tiba-tiba. That’s the prime point in this novel!!

    Bagi para mahasiswa, baca deh nih novel. Jangan mengeluh karena banyaknya tugasmu, sebelum kamu membaca novel ini .



Ps: mungkin ini novel lama, tapi pesan moralnya tak ikut-ikutan menjadi suatu yang ketinggalan zaman.