Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Minggu, 18 Desember 2011

Gung-Ho, sebuah film tentang Leadership yang dibumbui dengan komedi

Minggu lalu, kuliah praktek KI seruu sekali. Kenapa? Karena lagi-lagi KI diisi dengan menonton film bersama. XD
Nonton film apalagi?
Nah, kalau dulu film yang kami tonton berhubungan dengan masalah sosial, sekarang film yang kami tonton berhubungan dengan masalah leadership alias kepemimpinan.
Wah, bagus dong.. Film apa sih? Judulnya Gung-Ho. Memang sih film ini tergolong film lama, tapi pesan yang disampaikan tentang kepemimpinan cukup bagus.
Oke deh, langsung aja cekidot resensinya..

Gung-Ho

Sutradara  : Ron Howard 
Produser  : Tony Ganz, Deborah Blum
Naskah    : Edwin Blum
Produksi  : Paramount Pictures, 1986
Pemeran  : Michael Keaton, Gedde Watanabe,
                  George Wendt,Mimi Rogers

Film ini dimulai dari Hunt Stevenson harus pergi ke Jepang untuk melakukan negosiasi dengan Assan Motor agar mau melakukan kerjasama dengan pabrik yang hampir saja akan ditutup di sebuah kota yang bernama Hadleyville di Amerika. Namun ternyata, ia mendapatkan respon yang tidak memuaskan.
Namun ternyata, beberapa hari kemudian wakil dari Assan Motor, Kozihiro, datang dan menyatakan mau bekerja sama dengan Hunt. Dari sinilah cerita kepemimpinan Hunt dan Kozihiro dimulai.
Dari awal bekerja, pekerja-pekerja dari Hadleyville ini sudah mengalami pertentangan budaya dengan orang Jepang. Budaya orang-orang Hadleyville yang tak pernah bisa bangun pagi dan berolahraga sangat bertentangan dengan budaya orang Jepang yang pekerja keras, selalu bangun pagi, dan selalu berolahraga sebelum bekerja.

Pertentangan pun terus terjadi, para pekerja Hadleyville yang selalu “datang telat pulang awal” dan kerja para pekerja Hadleyville  yang tak tersistem (bekerja seenaknya sendiri) membuat orang-orang Jepang geram. Akhirnya, para pekerja Hadleyville  tak tahan lagi bekerja ala orang Jepang yang terlalu bekerja keras hingga lupa waktu, lupa makan, hingga lupa keluarganya sendiri. Para pekerja Hadleyville pun ingin segera memiliki gaji yang selayaknya apabila memang Astra Motor masih ingin mereka bekerja disana. Untuk Hunt pun membuat perjanjian dengan Kozihiro, pihak Astra Motor harus memberi kenaikan gaji pada pekerja Hadleyville apabila para pekerja Hadleyville mampu menghasilkan 15.000 mobil dalam sebulan. 

Wah, 15.000 mobil dalam sebulan?
Begitulah. Namun para pekerja Hadleyville merasa jumlah sebanyak itu adalah tidak mungkin. Mereka hanya bisa menyanggupi membuat 13.000 mobil dalam sebulan. Nah, untuk meningkatkan semangat para pekerja Hadleyville diberi janji palsu oleh Hunt. Hunt mengatakan bahwa para pekerja Hadleyville tetap diberi kenaikan gaji walaupun hanya bisa menghasilkan 13.000 mobil dalam sebulan.

Nah lo, bisakah para pekerja Hadleyville mendapat kenaikan gaji?
Untuk tau jawabannya, silakan liat sendiri filmnya :D
*****

Yak, secara keseluruhan aku suka sekali dengan film ini. Kenapa? Karena film ini tidak melulu diisi dengan hal-hal yang berbau kepemimpinan saja, namun juga diimbangi dengan komedi-komedi yan membuat film ini tidak bosan untuk dilihat. 

Satu hal yang dapat aku pelajari dari film ini, bekerja keras memang boleh, namun jangan sampai melupakan kewajibanmu sebagai seorang makhluk sosial. Mengapa? Karena kita adalah manusia, bukan mesin yang tak punya perasaan dan kehidupan selain bekerja.

12 commentbeats:

Aldo K. Wachyudi mengatakan...

yang saya tangkep dari film ini adalah:
American is fucking lazy. Money-Oriented. Stupid. Egoist and Ignorant.
Dan mereka membenarkan gaya hidup seperti itu di film ini.
Lalu mengubah paradigma orang kalau pekerja Jepang anti-sosial banget.. which is not.

Kita juga butuh sosialisasi, tapi tidak separah americans yang sedikit kerja banyak mintanya.

zwharei mengatakan...

kebudayaan orang amerika hedonisme sih..jadi ya maunya seneng-seneng doang.
nah,itu do, mereka membuat hedonisme itu adalah hal yang wajar (bencinya sama film2 barat ya ini ni)

hmmh, bener juga sih
tapi kalo setauku orang jepang dibagi jadi dua kelompok, kelompok pekerja kantoran dan yang bukan
nah, yang pekerja kantoran ini setauku kebanyakan emang gitu do, hardworker banget.

setuju :) kalo americans mah bukan sosialisasi itu, hedonisasi iya :(

Aldo K. Wachyudi mengatakan...

iya sari, soalnya jaman juga udah berubah.
Jepang kaya gitu karena dari awalnya bentuknya feodalisme, namun lagi2 terjadi akulturasi budaya asing sehingga terjadi perubahan pola pikir.

ayo dong Indonesia, kurang apa coba?
ga ada budaya freesex,
ga ada budaya drinking (beer),
ga ada budaya hedonisme (tadinya)
makanan dan minumannya halalan toyiban,

kenapa ga maju2 dan kalah sama amerika??
itu yang bikin saya bingung setelah nonton film ini.

zwharei mengatakan...

hmmh..mungkin Indonesia memang gak ada kurangnya do..malah kelebihan banyak hal.
salah satunya kelebihan taqlid. taukan taqlid kn?(kmrn keluar pas UAS mentoring..haha)

Indonesia ini sukanya meniru tanpa memahami.
ga ada budaya freesex,
ga ada budaya drinking (beer),
ga ada budaya hedonisme (tadinya)
makanan dan minumannya halalan toyiban,
itu mah tadinya semua..
taqlid menyebabkan budaya timur tersisihkan, dan memuja-muja budaya barat tanpa tau bahwa itu salah (seperti hedonisme yang dinormalisasikan di film2 barat, menyebabkan pola pikir bahwa hedon itu tidak apa2, hedon itu asik dan keren)

kenapa g maju2 dan kalah sama amerika?
karena kita kalah ghawzul fikr sama mereka :)

Aldo K. Wachyudi mengatakan...

Nice conclusion ri.
Let's us make Indonesia a better place :D

NisaSmapat mengatakan...

lho, mbak kuliahnya nonton film? asik bener mbak..haha
aku disini nontonnya film kemerdekaan Indonesia T.T

zwharei mengatakan...

sip, mari buat Indonesia kembali jaya!
saatnya kita yang memenangkan perang ini do! #onfire
XD

zwharei mengatakan...

eh, ada nisa
apa yang membuatmu kesasar kemari nak..haha
tapi bagus, sering2lah kesasar kemari XP

iya dong, makanya ntar habis lulus SMA masuk Sistem Informasi aja nis :D

NisaSmapat mengatakan...

kan mbak share blognya mbak di facebook, ya main2 dong nisa kesini :)

uda ada niat sih mbak buat ke SI ITS (terinspirasi sama mbak Sari ^_^), doain terlaksana ya mbak :)

Zainul Alim mengatakan...

Jepang vs Amerika

Dua kubu yang berbeda namun jika kebaikan dari masing2 dimiliki Indonesia, maka Indonesia akan jadi negeri Adidaya

zwharei mengatakan...

wah, pengunjung karena promo di fb jg ya
hha

siiiippp!!!! saya tunggu di Sistem Informasi ITS Nisa :)

zwharei mengatakan...

nah, itu mas Zainul,
sebenernya duluuuu banget, menurutku Indonesia sudah seperti itu, buktinya dulu Indonesia punya wilayah yang begitu luas (jaman kerajaan itu lho, jamannya patih gajahmada), bahkan unggul di Asia (mungkin bahkan di seluruh dunia :) )

cuman ya gitu, filter Indonesia kurang bagus, sehingga apa2 yg msk dr luar ditrima, diterapkn, dan diamalkan tanpa ada pemahaman, jadilah Indonesia seperti sekarang...

Posting Komentar