Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kamis, 03 November 2011

FINGERPRINT


Fringerprint adalah sistem absensi dengan menggunakan sidik jari sebagai tanda kehadiran.

Kenapa saya membahas fingerprint?

Yak, berhubung di jurusan saya tercinta, Jurusan Sistem Informasi (JSI) sistem kehadirannya memakai fingerprint maka saya ingin share tentang fingerprint di JSI ITS.

Dikarenakan baru tahun 2011 ini memakai sistem fingerprint, maka masih banyak yang kagok terhadap tata cara absensi. Entah masalah waktu absen (karena mahasiswa baru bisa absen kalau dosen sudah absen), ataupun masalah yang lain.

Sebenarnya Fingerprint ini efektif sekali untuk dijadikan sistem pencatat kehadiran mahasiswa.

Kenapa?

Dengan fingerprint ini, mahasiswa tidak dapat lagi melakukan titip absen karena tentu sidik jari seseorang tidak akan dapat ditiru seperti halnya tanda tangan.

Namun sayang, sampai saat ini, pemakaian Fingerprint belum berjalan maksimal.
Masih ada dosen yang tidak menerapkan sistem fingerprint.
Toh, absen manual dengan menggunakan tanda tangan tetap berjalan.
Jadi fingerprint ini masih belum jadi prioritas untuk absensi mahasiswa.

Ada dua kelemahan utama fingerprint.
Satu, karena mahasiswa hanya bisa absen setelah dosen absen, maka setelah dosen datang dan absen di fingerprint akan terjadi antrian panjang atau bahkan gerombolan mahasiswa yang ingin melakukan absensi di depan kelas ( fingerprint terletak di depan kelas, sebelah whiteboard). Hal ini sangat tidak efektif, karena akan memakan waktu yang akan lumayan lama. Sehingga akan menyita waktu belajar. 

Dua, kadang-kadang jempol mahasiswa tak dapat terbaca oleh fingerprint. Harus mengulang lagi dan lagi. Ada satu teman saya yang harus mencoba sekitar 15-20 kali, baru terbaca (bahkan ada yang tidak bisa sama sekali). Hal ini akan sangat mengganggu, karena waktu absensi akan semakin lama. Imbasnya, waktu belajar akan terpotong. Si mahasiswa yang tak dikenali jempolnya pun akan dirugikan.

Menurut saya, kalau memang ingin menjadikan fingerprint efektif, perlu dilakukan beberapa cara.
Pertama, semua dosen dan mata kuliah harus sudah menggunakan absensi fingerprint.

Dua, sistem absensi mahasiswa harus diatur. Jadi satu-persatu maju, tidak semuanya maju. Hal ini menghindari gerombolan yang tidak perlu dan menyingkat waktu absensi.

Tiga, sistem fingerprint harus diperbaiki. Harus sudah bisa dipastikan kalau semua mahasiswa dijamin bisa menggunakan fingerprint. Atau, mahasiswa diberitahu kode digit identitas yang tersimpan di fingerprint. Sehingga, apabila ada ke-error -an fingerprint dan jempol mahasiswa tidak terbaca, mahasiswa tetap bisa absen menggunakan kode digit identitas tersebut.

Besar harapan saya sistem fingerprint ini dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Kenapa?

Masih banyak mahasiswa yang melakukan kecurangan absensi manual. Sehingga bila memang ‘niat’ menggunakan fingerprint, saya harap absensi manual tidak perlu lagi diedarkan. Karena hal tersebut membuat fingerprint di- ’anak tiri’- kan.

:)zw(:

2 commentbeats:

uknowmesobad mengatakan...

aku aja sekarang g pernah pake fingerprint sar
maleesss.. hahaha

zwharei mengatakan...

sama sih beb -..-

Posting Komentar